Tanah Papua adalah suatu provinsi yang letaknya di paling timur Indonesia yang dihuni oleh orang papua sebagai pribumi/pemilik tanah itu sendiri. Yang membuat lahan subur untuk ditanami suatu benih bukanlah orang luar tanah papua malahan orang papua itu sendiri. Namun sangat disayangkan benih intuk ditanami tidak ada malahan dibawah dan ditanami entah darimana,

Barangkali inilah topik pembahasan kali ini yang menarik untuk dibahas dalam artikel ini, yang dimaksud dengan Lahan (Pemekaran Wilayah Prov/Kabupaten), Subur (Perkembangannya saat ini), untuk ditanami (Orang Pemikir dan Pembuat pemekaran) dan Benih penguasaan (Kaum Kapitalis/Pemilik Modal). Dengan demikian yang memegang kendali suatu daerah pemekaran di tanah papua bukanlah pemimpin/kepala daerahnya (Gubernur/Bupati) namun kaum kapitalis/pemilik modal tersebutlah yang memiliki kendali penuh untuk membawa daerah pemekaran tersebut sesuai dengan rencana dan tujuannya.

Kalau tanah Papua itu memiliki tujuan perjalanannya sendiri kepada Kebebasan, maka langkah bijaksana adalah berhenti merencanakan, mengusulkan dan melakukan pemekaran di papua dan tolak lalu kembalikan  pemekaran tersebut kepada pemiliknya (Kaum kapitalis/pemilik modal) sebab sangat jelas ia adalah penghambat tanah papua mencapai tujuannya yaitu sampai kepada kebebasan.

Tujuan pemekaran kalau diamati sesungguhnya sangat baik apabila benar-benar dilakukan dan dicapai dengan baik secara umum di Indonesia namun untuk konteks Tanah Papua tidaklah sesuai sebab berdasarkan faktah dan realita sejak daerah disahkan sebagai daerah pemekaran malah memicu berbagai konflik dan kekacauan yang susah untuj diselesaikan dan malah menambah masalah diatas masalah yang berakibat saling menghancurkan diantara sesama rakyat papua itu sendiri.

Oleh karena itu hai engkau insan yang berdiri dan berpijak diatas Tanah Papua, hormatilah, pahamilah apa yang tanah papua mau sebab gerakan tambahan apapun yang kau lakukan untuk menguasai tanah papua takakan pernah berhasil dan usaha/taktikmu hanyalah sia-sia belaka.